profilepicture

Psychology

(Riekha)

Tentang
Teman

Pengikut

Obrolan

Test Minat Bakat ( Test Minat Holland)



Filosofi TES MINAT HOLLAND
 
Teori original Holland mengalami modifikasi sebagai hasil dari penelitian ulang, hal ini terbatas pada lingkungan kerja pada masyarakat Amerika (Osipow, 1983 : 83). Holland juga berefleksi tentang jaringan hubungan antara tipe-tipe kepribadian dan antara model-model lingkungan,yang dituangkan dalam bagan yang disebut Hexagonal Model dan model ini menggambarkan aneka jarak psikologis antara tipe-tipe kepribadian dan model-model lingkungan (Winkel & Hastuti, 2005 : 637). Menurut Holland suatu tipe memiliki korelasi dengan tipe-tipe lainnya, misalnya tipe realistik dekat dengan tipe investigatif di satu sisi dan dengan tipe konvensional di sisi lainnya (korelasinya 0,46 dan 0,36), sedangkan dengan tipe sosial korelasinya 0,21 (Osipow, 1983 : 83). Tipe artistik dekat hubungannya dengan tipe investigatif dan sosial (korelasinya 0,34 dan 0,42), tetapi jauh sekali dari tipe konvensional sehingga korelasinya 0,11 (Osipow, 1983 : 83). Keadaan tersebut tidak dapat disesuaikan secara tepat pada hexagon jika dimasukkan dalam ukuran skala, hal ini lebih merupakan sekedar suatu percobaan dari Holland untuk mempertalikan antara yang satu dengan yang lain (Osipow,1983 : 90).
Perkembangan tipe-tipe kepribadian adalah hasil dari interaksi-interaksi faktor-faktor bawaan dan lingkungan dan interaksi-interaksi ini membawa kepada preferensi-preferensi untuk jenis-jenis aktivitas-aktivitas khusus, yang pada gilirannya mengarahkan individu kepada tipe-tipe perilaku-perilaku tertentu.


2. Alat administrasi TES MINAT HOLLAND

Seluruh penyajian untuk setiap bentuk sub tes tidak membutuhkan batasan waktu dalam mengerjakannya. Namun tergantung pada daya faham kelompok atau subyek. Sebenarnya dalam menggunakan alat tes minat Holland digunakan seseorang yang jenjang pendidikan SMA-dewasa
Sedangkan alat-alat administrasi yang digunakan untuk pengerjaan tes adalah : buku tes,lembar jawaban, pensil, dan penghapus (stip).


psikologi yang mengacu pada pengertian bakat/keberbakatan:
  • Aptitude: Potensi yang dimiliki seseorang yang membuatnya mudah dan cepat dalam menguasai suatu bidang.
  • Talent : Kemampuan yang luar biasa dalam kualitas bidang tertentu. Misalnya seni, kepemimpinan, keterampilan mekanika, kemampuan lisan dan tertulis, musik, hubungan antar pribadi (J. Zettel).
  • Gifted: Kapasitas intelektual yang tinggi dalam prestasi skolastik (J. Zettel)

Komponen Keberbakatan:
Feldhusen
1. Kemampuan intelektual umum
2. Konsep diri positif
3. Motivasi berprestasi
4. Talenta khusus

United States of Education
1. Kemampuan intelektual umum
2. Bakat akademik yang spesifik
3. Kemampuan berpikir kreatif dan produkti
4. Kemampuan kepemimpinan
5. Kemampuan seni
6. Kemampuan psikomotor

Tiga faktor yang membuat bakat dalam diri seseorang berhasil ditampilkan (berupa hipotesis dari Brandwein):
  • Faktor genetis: Untuk kemampuan verbal dan matematika yang tinggi
  • Faktor predisposisi: untuk sikap yang tidak mudah puas terhadap aspek yang telah ada dalam realitas, suka dan berani mengajukan pertanyaan.
  • Faktor aktiviting: Kesempatan untuk memperoleh pendidikan lebih lanjut dan kontak dengan orang-orang yang mampu memberi inspirasi.
Seseorang yang berbakat biasanya berasal dari budaya produser bukan konsumer (Tannenbaum).

Menurut hasil penelitian Goertzels terhadap 700 sampel diperoleh data:
Anak berbakat kebanyakan adalah anak pertama atau anak tunggal.
  • Berasal dari keluarga menengah.
  • Memiliki ayah pengusaha atau professional dan ibu seorang ibu rumah tangga.
  • Memiliki banyak buku dirumah.
  • Orang tua memiliki harapan yang lebih tinggi terhadap semua anaknya.
  • Suka belajar namun tidak suka belajar disekolah atau tidak suka terhadap guru yang memmaksa mereka belajar dengan kerikulum tertentu.
  • Lebih suka menyendiri.
  • Lebih suka belajar dengan program yang melatih keterampilan.
  • Lebih self directed
  • Unik dan sulit untuk konformis, dalam hal pakaian, perilaku dan sebagainya.

Dasar pemikiran munculnya tes bakat:
  • Tes intelegensi yang telah ada dipandang tidak mengukur kemampuan seseorang secara spesifik, tetapi lebih mengukur kemampuan verbal saja.
  • Tes inelegensi yang telah ada memiliki banyak keterbatasan dan kurang dapat meramalakan kinerja yang suskses untuk masa depan seseorang.
  • Adanya gambaran mengenai spectrum kecerdasan yang lebih luas, dipelopori oleh Howard Gardner yang mengemukakan mengenai Multiple Intelligences.

Multiple Intelligences menurut Howard Gardner:
1. Keserdasan matematika logika
2. Kecerdasan bahasa
3. Kecerdasan musical
4. Kecerdsan visual spatial
5. Keecerdasan kinestetik
6. Kecerdasan intrpersonal
7. Kecerdasan intrapersonal
8. Kecerdasan natural

1. Kecerdasan matematika logika
  • Kemampuan berpikir induktif dan deduktif
  • Kemampuan berpikir logis
  • Memahami dan menganalisis pola angka dan memecahkan masalah
Orang yang dengan kemampuan matematikalogika menyukai: kegiatan menganalisa, berpikir konseptual, membuat hipotesis, berhitung, bila tidak tabhu dia bertanya, bermain catur, teka-teki dsb.

2. Kecerdasan bahasa
Kemampuan menggunakan bahasa, secara trtulis maupun lisan dalam berbagai bentuk untuk mengekspresikan gagasannya.
ü Memiliki daya ingat yang kuat terhadap kata, nama, istilah ataupun hal yang sifatnya detail.
ü Lebih mudah mendengarkan dengan cara mendengarkan dan verbalisasi.
ü Mudah menguasai bahasa baru.
Ditandai dengan kesenangannya pada kegiatan: membaca, menulis, membuat karangan, menyusun kata mutiara, puisi.

3. Kecerdasan musikal
ü Kepekaan terhadap suara non-verbal yang berada diseklilingnya, termasuk nada irama.
ü Lebih mudah mengingat dan mengekspresikan gagasan bila dikaitkan dengan musik.
Ditandai dengan senang mendengarkan nada, irama indah, yang dilagukan sendiri maupun dari kaset, radio, pertunjukan orkestra atau alat musik.

4. Kecerdasan visul spasial
 Kecerdasan untuk memahami lebih secara mendalam mengenai hubunganü antara objekdan ruang.
 Mampu menciptakan imajinasi bentuk dalam pikiran.ü
 Mampu menciptakan bentuk-bentuktiga dimensi.ü
 Mampu membayangkan suatu bentuk nyata dan memecahkan masalahü terkait dengan bidang tersebut.
Biasanya ditandai dengan keunggulan dalam permainan mencari jejak.

5. Kecerdasan kinestetik
 Kemampuan untuk aktif menggunakan bagian atau seluruh tubuh untukü berkomunikasi dan memecahkan masalah.
Dijumpai pada orang yang unggul dalam bidang olah raga, terampil dalam menari, akrobat atau permainan sulap.

6. Kecerdasan interpersonal
 Kemampuan untuk peka terhadap perasaan orang lain.ü
 Mudah memahami dan berinteraksi dengan orang lain, sehingga mudahü bersosialisasi (sering juga disebut kecerdasan sosial).
 Kemampuan memimpin, mengorganisasi, menangani perselisihan,ü memperoleh simpati.

7. Kecerdasan intrapersonal
 Kemampuan untuk peka terhadap perasaan sendiri.ü
 Mampu memahami kekuatan dan kelemahan dirinya.ü
Ditandai dengan: senang intreospeksi diri, mengoreksi kesalahan, mencoba memperbaiki diri. Beberapa diantaranya suka kesunyian, menyendiri, merenung dan berdialog dengan diri sendiri.

8. Kecerdasan naturalis
 Kemampuan untuk peka dengan lingkungan alamü
Ditandai dengan: senang berada dilingkungan alam yang terbuka, misal pantai, gunung, hutan. Senang mengobservasi lingkungan alam, seperti aneka bebatuan, lapisan tanah, flora-fauna, benda angkasa dsbnya.

Tes Bakat
• Termasuk kedalam jenis tes kemampuan (ability test)
• Berupa test yang mengukur kemapuan khusus maupun tes yang mengukur banyak kemampuan.
• Tes bakat mengukur suatu sampel tingkah laku yang dapat dipakai sebagai indikator untuk perilaku lain dikemudian hari.
• Mengavaluasi luasnya pengalaman yang beragam dalam kehidupan sehari-hari.
• Mengulur pengaruh pengalaman yang tidak disadari dan tidak dikendalikan.
• Validitas tes bakat terletak pada kemampuan tes tersebut untuk meramalakan performace (tampilan) seseorang pada waktu yang akan datang (predeictive validity).
• Jadi fungsi tes bakat adalah untuk meramalkan performance seseorang di kemudian hari.
• Yang diukur adalah pengalaman dan efek belajar.

Tes Kemampuan Selain tes Bakat
• Tes kemampuan umum (general ability test)
• Tes prestasi/hasil belajar (achievement test)
• Contoh tes yang mengukur kemampuan umum: Raven Progressive Matrices
• Tesdiri dari tes non verbal: untuk mengukur kemampuan memahami dan melihat hubungan antar gambar.
• Sebagian besar mengukur G Faktor.

Tes yang Sejenis dengan Raven Progressive Matrices (RPM)
o Spm (Standard Progressive Matrices) : untuk usia 6 – 66 tahun, terdiri dari 60 soal.
o CPM (Coloured Progressive Matrices): untuk usia 5 – 11 tahun, MR, Lansia. Terdiri 36 soal.
o APM (Advanced Progressive Matrices): untuk usia diatas 11 tahun. Terdiri 36 soal.
o Hasilnya berupa pengelompokan tingkat IQ.

Tes Bakat dapat berupa:
Test Special Aptitude: terfokus pada satu bakat saja. Misal mengukur bakat dibidang teknik mekanik, bakat pekerjaan tertentu (klerikal) dsb.
Bateries test: Terdiri dari sejumlah tes, dapat diperoleh analisis profil untuk seseorang individu (intra individu).
Contoh Tes Bakat yang Mengukur Bakat Secara lebih Spesifik:
1. IST (Intelligence Struktur Test)
2. DAT (Differential Aptitude Test)
3. FACT (Flanagen Aptitude Test)
4. GATB (General Aptitude Test Batery)

IST (Intelligence Struktur Test)
* Rudolf Amthauer:
IQ: suatu struktur tersendiri di dalam keseluruhan struktur kepribadian seseorang. Terdiri dari kemampuan jiwa yang berfungsi sedemikian rupa untuk memberi kemampuan bertindak bagimanusia. Sulit dipisahkan dari aspek psikologis yang lain, seperti: motivasi, emosi.

* IST terdiri dari 9 sub test:
1. SE (Satzerganzng) --- Melengkapi kalimat
2. WA (Wortausuahl)--- mencari kata yang berbeda
3. AN (Analogien) --- mencari hubungan kata
4. GE (Gmeinsamkeiten) --- mencari kata yang mencakup dua pengertian
5. RA (Rechen Aufgaben) --- Hitungan sederhana
6. ZR (Zahlen Reihen) --- deret angka
7. FA (Form Ausuahl) --- Menyusun bentuk
8. WU (Wurfal Aufgaben) --- Kubus
9. ME (Merk Aufgaben) --- Mengingat kata

* Untuk Skoring
o Telah disediakan kunci jawaban.
o Untuk subtes GE ada kunci jawaban tersendiri dengan penilaian 0 ,1, 2.
o RW --- SW, dari jumlah benar --- norma.
o Norma --- IQ
o Norma IST didasarkan pada USIA dan TARAF PENDIDIKAN.

 ISTØ
 IQ sebagai strukturü
 Terdapat indeks korelasi yang tinggi ntara subtes dengan hasilü keseluruhan (r = 0,6)
 Terdapat indeks korelasi rendah antar setiap subtes (r = 0,25)ü
 Lebih mendekati pandangan Thurstone tentang IQ (S Faktor)ü
 IST termasuk power testü

* Aspek-aspek yang terukur pada setiap subtes IST
1. SE:
 Berpikir konkrit praktisü
 Berpikir logisü
 Akal sehat (common sense)ü
 Pembentukan keputusanü
 Pemaknaan realitaü
 Berpikir mandiriü
2. WA
 Rasa bahasaü
 Berpikir verbalü
 Pengertian bahasaü
 Kemampuan empati (menghayati)ü
 Komponen reseptifü
3. AN
 Daya mengkombinasikanü
 Fleksibilitas/kelincahanberfikirü
 Menstransfer hubunganü
 Kejelasan dan kensekwen dalam berpikir.ü
 Analisa yang bersifat dugaanü
 Suatu perkiraan yang paling berarti bagi pengembangan studi ilmiahü
4. GE
 Daya abstraksi verbalü
 Pembentukan konsep (Pengertian)ü
 Berfikir logis dalam bentuk bahasaü
5. RA
 Berpikir praktis dalam masalah hitunganü
 Berpikir logis objektifü
 Berfikir matematis.ü
 Mengambil keputusanü
6. ZR
 Berpikir teoritis dalam berhitungü
 Berfikir induktif angkaü
 Kelincahan berpikirü
 Kelincahan berpikirü
 Mengenali komponen ritmisü
7. FA
 Kemampuan membayangkanü
 Kemampuan mengamatiü
 Berpikir secara utuh menyeluruh.ü
 Mengenali komponen konstruktifü
8. WU
 Daya bayang ruangü
 Menganli konstruktif teknisü
 Berpikir analitis.ü
9. ME
 Atensiü
 Memori Mengingat kata yang telah dipelajariü

* Dari 4 subtest awal IST diperoleh:
o Kecerdasan teoritis (grafik berbentuk M): WA dan GE lebih tinggi
Kemampuan berfikir abstrak-teoritis dan menyatakan dalam bentuk bahasa. Misal: filsuf
o Kecerdasan praktis (Grafik berbentuk W): SE dan AN lebih tinggi
Kemampuan menentukan hubungan dalam suatu masalah secara praktis. Misal: Ir. Teknik Mesin

* Langkah-langkah skoring IST
o Cocokkkan jawaban testee dengan kunci jawaban IST
o Hitung jawaban yang benar (RW)
o Jumlahkan ke bawah.
o Lihat norma untuk mendapatkan skor SW
o Lihat norma jumlah
o Lihat norma IQ

* Angka IST untuk penjurusan
 IPA : lihat skor RA, ZR,FA, WU harus lebih tinggi dibandingkanü yang lain.
 IPS : Lihat skor SE, WA, GE, ME harus lebih tinggi dibandingkanü yang lain
 Untuk melanjutkan pendidikan setelah SMA, sebaiknya skor AN cukupü baik (rata-rata).
 Diprediksi berhasil menjalani pebdidikan di jenjang D3 dengan baikü jika IQ minimal pada rentang rata-rata (96 - 105).
 Diprediksi berhasil menjalani pendidikan di jenjang SI dengan baikü jika IQ minimal pada rentang rata-rata atas (106 - 110).
 Namun demikian tetap harus mempertimbangkan aspek-aspek psikologisü yang lain, seperti motivasi, minat, kegigihan dalam mengatasi hambatan, keinginan untuk belajar dsb.

* Kesesuaian beberapa jurusan di PT berdasarkan skor IST yang penting untuk mendapatkan skor cukup tinggi
 Fak. Hukum: SE, AN, GE, MEü
 SISIP: SE, AN, GEü
 Ekonomi: SE, AN,RA, ZRü
 Sastra: WA, AN, GE, MEü
 Fikom: SE, WA, AN, MEü
 Psikologi: SE, WA, AN, GE, MEü
 Kedokteran: SE, AN, GE, FA, WUü
 Pertanian: AN, GE, FA, WUü
 Peternakan: AN, FA, WUü
 Seni rupa: AN, ZR, FA, WUü
 Teknik: SE, AN, GE, RA, ZR, FA, WUü
 MIPA: AN, GE, RA, ZR, FA, WUü

DAT (Differential Aptitude Test)
Disusun Oleh:
George K. Bennet
Harold G. Wesman
Dibut Untuk: Mendapatkan prosedur ilmiah dalam menilai murid-murid sekolah laki-laki dan perempuan, secara terintegrasi dan terstandar.
Terdiri atas 7 tes, yaitu:
Verbal reasioning
Numerical ability
Abstrack rasioning
Space relation
Mechanical reasioning
Clerical speed dan accuracy
Language usage-part 1: spelingg, part 2: sentences.
Cara pelaksanaan tes DAT:
Dapat diberikan secra keseluruhan atau satu-persatu tes secara terpisah
Dapat digunakan untuk pemilihan pekerjaan.
Sat ini tes DAT sudah diadaptasi dalam bahasa Indonesia, tetapi hanya 5 saja.
Tes yang telah diadaptasi:
Numerical ability menjadi Tes berhitung (A5)
Abstrack Reasioning menjadi Tes penalaran (A3)
Space Relation menjadi Tes Pola (B3/C5)
Mechanical Reasioning menjadi tes pengertian mekanik (C4)
Clerical speed and accuracy menjadi Tes Cepat Teliti (D4)
Tes Hitung
Terdiri dari 40 soal dengan lembar jawab yang terpisah
Mengukur aspek: kemampuan berfikir dengan angka, penguasaan hubungan numerik. Misalnya berupa penjumlahan sederhana.
Disebut: arithmetic compution bukan arithmatic reasioning
Cara penyajian:
Secara berkelompok atau individual
Waktu: 30 menit. 5 – 10 menit untuk instruksi
Tujuan untuk prediksi dalam bidang pendidikan (misal: matematika, fisika, kimia, teknik) dan pekerjaan (misal: ass. Labor, statistika, administrasi)
Untuk jurusan sosial dan bahasa harus diberikan dengan tes verbal.
Ters berhitung + tes verbal = general learning ability
Tes berhitung + abstract reasioning + verbal reasioning = IQ umum
Skoring B = 1, S = 0
Tes Penalaran
Soal : 50
Aspek yang diukur: Kemampuan penalaran non verbal yaitu meliputi kemampuan individu untuk memahami hubungan logis dari figur-figur abstrak.
Abstract Reasioning + Verbal Reasioning + Numerical Ability = General IQ
Cara penyajian:
Dilakukan secara individual atau kelompok
Waktu: 25 menit, untuk instruksi 5 – 10 menit
Tujuan: melakukan seleksi/evaluasi dibidang pendidikan ataupun pekerjaan
Skoring: B = 1. S = 0
Tes Pola
Terdiri dari 40 soal
Aspek yang diukur: kemampuan mengenal hal; konkrit (tiga dimensi) melalui proses penglihatan.
Testee perlu melakukian imajinasi (memanipulasi secara mental)/
Cara Penyajian:
Bisa individual atau kelompok
Waktu: 30 menit, instruksi 5 – 10 menit.
Tujuan: mengetahui kemampuan seseorang mengenal bentuk 3 dimensi.
Misal untuk bidang desain, arsitektur, seni, dekorasidll.
Sekoring: Benar – Salah
Bentuk lain dari tes Pola
Tes ruang Bidang (C5)
Jumlah soal 60
Secara umum tes ruang bidang mengukur aspek yang sama dengan tes pola
Tes Pengertian Mekanik
Jumlah soal 68
Merupakan bentuk baru dari tes mechanical comprhensive yang dibuat oleh Binnett.
Waktu: 30 menit.
Tujuan: Mengukur kemampuan khusus dalam bidang mekanik untuk memilih pekerjaan atau pendidikan.
Contoh: Perakit mesin maintenance mesin
Skoring: B = 1, S = 0, Skor tertinggi 68
Rumus pemberian skor kasar: R – ½ w yaitu jumlah benar dikurangi seperdua jumlah salah
Tes Cepat dan Teliti
Jumlah soal 100 dibagi menjadi 2 bagian
Aspek yang diukur: respon subjek terhadap tugas/pekerjaan yang berkaitan dengan kecepatan persepsi dari suatu stimulus yang sifatnya sederhana.
Kecepatan respon terhadap kombinasi hurup dan angka.
Ingatan yang sifatnya jangka pendek (Momentary retention)
Cara Penyajian:
Waktu: 3 menit untuk masing-masing bagian
Tujuan: untuk konseling sekolah
Misal: ada siswa dengan skor tes cepat dan teliti yang rendah, kemungkinan ia ada kesulitan dalam kecepatan dan presisi.
Untuk seleksi karyawan yaitu untuk meramalkan produktivitas seseorang dalam mengerjakan tugas rutin yang melibatkan persepsi dan pemberian tanda.
Misal: filing, coding, stock room work.
Skoring: bagian 1 tidak diskor (untuk latihan saja).
Bagian II diskor: skor total adalah jumlah soal yang dikerjakan dengan benar.
Hasil peneltian
Skor tinggi pada tes cepat teliti dibutuhkan untuk pekerjaan seperti business administration, tapi tidak perlu skor untuk salesmen.
Ada korelasi yang signifikan antara skor tes dengan prestasi kerja karyawan dibagian rajut dan finishing perusahaan pembuat rambut palsu.
GATB (GENERAL APTITUDE TEST BATTERY)
Disusun oleh: Charles E. Odell
Tujuan untuk konseling pekerjaan
Terdiri dari 22 tes yang mengukur 9 jenis bakat.
Aptitude yang diukur
Aptitude G: Intelligence
Merupakan kemampuan belajar secara umum yaitu kemampuan menangkap dan mengerti konsep prinsip, penalaran dan pembuatan keputusan. Memiliki hubungan kuat dengan keberhasilan di sekolah.
Aptitude V: Verbal (Subtes 4: Vocab)
Merupakan kemampuan untuk mengerti arti dari beberapa kata dan penggunaan kata secara efektif, Kemampuan mengerti bahas secara komprehensif, dan mengerti hubungan antar kata dan mengerti arti keseluruhan paragraf.
Aptitude N: Numerical (Subtes 2: Computation dan sub tes 6: arithmatic reason)
Kemampuan melakukan operasi angka secara cepat dan tepat.
Aptitude S: Spatial (Subtes 3: dimentional space)
Kemapuan untuk berpikir secara visual pada bentuk geometris, kemampuan untuk menangkap objek tiga dimensi dan kemampuan mengingat hubungan yang dihasilkan dari gerakan suatu objek dalam ruang.
Aptitude P: Form Perception
Diukur dengan subtes 5: tool maching dan sub tes 7 form matching
Mengukur kemampuan untuk melihat bagian dari benda, gambar dan grafik.
Kemampuan melihat perbandingan dan pembedaan secara visual, melihat perbedaan yang nyata pada bentuk atau bayangan dari suatu figur dan panjang lebar suatu grafis.
Aptitude Q: Clerical Perseption
Diukur dengan subtes 1 name comparation
Mengukur kemapuan untuk mengungkapkan objek klerikal (angka dan huruf)
Kemampuan persepsi terhadap komputasi secara sepintas.
Aptitude K: Motor kordination
Diukur dengan subtes 8 (Mark Making). Mengukur kemampuan mengordinasikan gerakan otot mata, tangan dan jari dengan terampil dan teliti dalam gerakan yang cepat dan tepat.
Aptitude F: Finger Dexterity
Diukur degan subtes 11 (Assemble) dan subtes 12 (Dissemble). Mengukur kemampuan gerakan jari-jemari, memanipulasi objek kecil secara terapil dan teliti.
Aptitude M: Manual Dexterity
Diukur dengan sub tes 9 (Plan) dan subtes 10 (Turn). Mengukur kemampuan menggerakkan tangan dengan mudah dan terampil, dan mengukur kemampuan bekerja dengan tangan dalam menempatkan dan memindahkan
FACT (FLANAGAN APTITUDE CLASSIFICATION TEST)
Disusun oleh: J.C. Flanagan, Professor Psikologi di Universitas Pittsburgh
Dikembangkan untuk mendapatkan suatu sistem klasifikasi baku dalam penentuan bakat dan kemampuan dasar seseorang dalam tugas tertentu.
Digunakan sebagai:
Alat bantu memprediksi keberhasilan kerja
Membuat perencanaan program pelatihan
Untuk konseling pekerjaan
Seleksi dan penempatan karyawan
Terdiri dari 14 tes:
Dapat digunakan keseluruhan atau sebagiannya saja:
Inspection
Coding
Memory
Precision
Assembly
Scale
Coordination
Judgement
Comprehension
Arithmtic
Pattern
Component
Tables
Mechanics
Espression
Telah diadaptasi di Indonesia menjadi 8 tes
Tes kode dan ingatan (D2)
Tes merakit objek (C1)
Tes skala dan grafik (C8)
Tes pemahaman (A1)
Tes mengutip (B4)
Tes komponen (C2)
Tes table (D3)
Tes ungkapan (A6)
MINAT
Beberapa Jenis Tes Minat
Kuder Preference Record Vocatioanal (Tes Kuder)
Rothwell Miller Interest Blank (RMIB)
Skala Minat Terhadap Berbagai profesi
Tes Kuder
Tujuan: Sebagai upaya pendekatan sistematik terhadap kesukaan/minat seseorang terhadap suatu jabatan/pekerjaan.
Kegunaan: untuk seleksi pegawai, untuk penempatan pegawai, untuk pemilihan karir, untuk konseling.
Area Minat yang diukur:
Outdoor: pekerjaan diluar ruangan.
Mechanical: berkaitan dengan mesin dan alat-alat
Computational: berkaitan dengan angka
Scientific: berkaitan dengan penelitian ilmiah, penemuan fakta dan pemecahan masalah.
Persuasive: pekerjaan yang berhubungan dengan banyak orang, mengajukan usulan, membujuk.
Artistik: pekerjaan yang menggunakan kreativitas, seni, desain, dan lain-lain.
Literary: pekerjaan yang berkaitan dengan membaca dan menulis.
Musical: pekerjaan yang berkaitan dengan musik, lagu.
Social Service: pekerjaan yang memberikan pelayanan menolong orang lain.
Clerical: pekerjaan dikator yang membutuhkan ketepatan dan ketelitian.
Administrasi tes kuder
Waktu tidak dibatasi, namun biasanya teste dapat menyelesaikannya dalam waktu 30 – 40 menit.
Setelah diberik buku soal dan lembar jawab, testee diminta untuk membaca sendiri soal tersebut (Self administration).
Testee harus mengerjakan semua soal dengan teliti dan tidak ada yang terlewat.
RMIB
Disusun oleh Rothwell dan Miller
Mengukur 12 kategori pekerjaan
Tujuan: mengukur minat seseorang berdasarkan sikap seseorang terhadap suatu pekerjaan dan ide-ide steriotipe tentang pekerjaan tersebut.
Areaminat yang diukur sama dengan kuder (lihat penjelasan di kuder) hanya ditambah pada bidang: Practical: berhubungan dengan keterampilan praktis/pertukangan dan medical: berhubungan dengan pengobatan, perawatan medis, biologis.
Administrasi tes:
Material tes: Blanko/formulir yang berisi daftar pekerjaan yang disusun menjadi 9 kelompok dengan kode A sampai I dan dibedakan antara laki-laki dan perempuan.
Masing-masing kelompok terdiri dari 12 jenis pekerjaan.
Testee mengisi formulir dengan cara memberi ranking 1 : untuk pekerjaan yang paling disukai dan ranking 12 untuk pekerjaan yang paling tidak disukai
Waktu tidak dibatasi tapi biasanya teste bisa mengerjakan dalam waktu 20 menit.
Tidak boleh ada yang terlewat untuk diisi
Skala Minat Terhadap Berbagai Jenis Profesi
Mengidentifikasikan kecenderungan minat seseorang terhadap profesi yang ada di dunia kerja.
Modifikasi dari instrumen Self Directed Search dari J.L Holland Ph.D
Menurut Holland: Minat pada suatu pekerjaan: berlandaskan pada kesesuaian antara karakteristik kepribadian dengan kesempatan yang diberikan oleh lingkungan (person environment interaction)
Pengelompokan karakteristik kepribadian dan lingkungan:
Realistic: mengandalkan fisik, minim komunikasi verbal, pekerjaan yang menggunakan alat dan kekuatan fisik.
Investigative: orientasi keilmuan, peneliti, tugas-tugas mencari fakta, instropektif.
Artistic: Situasi yang tidak terstruktur, lebih bebas dan memberi kesempatan untuk berkreasi, seni, bersifat intuitif.
Social: Mudah bergaul, kemampuan, alim. Menyukai kegiatan melayani, menyembuhkan, merawat, memecahkan masalah.
Enterpreuneur: relasi dengan orang untuk mendapatkan keuntungan, bisnis, pengusaha.
Conventional: menyukai lingkungan yang tertib, teratur, pekerjaan yang runtut, berhubungan dengan data/angka.
Dosen Pembimbing: Yuli Widiningsih, S.Psi.Psi.
Share on Facebook
Comments
0 Comments

Posting Komentar

Support by › Google Chrome | Mozilla Firefox |CometBird

Designer by Onedra

Facebook © 2014 Psychology™